TAHUN PERTAMA
Untuk pengalaman dalam organisasi
ini saya tidak terlalu getol buat mengikuti berbagai macam organisasi yang ada
di sekolah (SMA) saya dulu. Ya mungkin karena sayanya yang tidak mau repot –
repot ngurusin semuanya. Cukup satu aja yang penting maksimal.
Jadi semasa SMA ada banyak
organisasi yang ditawarkan. Ada kepramukaan, PMR, OSIS dll yang udah tidak saya
ingat lagi. Di antara semua itu saya memilih pramuka, ya mungkin di latar
belakangi dengan keluarga saya yang udah dari dulu berkecimpung di salah satu
organisasi terbesar dunia ini. Mungkin juga karena dipengaruhi cerita – cerita persuasif
dari senior – senior itu tentang asyiknya jadi anggota pramuka.
Singkatnya, jadilah saya anggota
pramuka junior. Dan seperti biasa di tahun – tahun pertama lebih banyak menjadi
seorang junior yang patuh dan taat kepada seniornya.
Kami diharuskan datang pada hari rabu dan jumat jam 3 sore untuk mengikuti latihan – latihan pramuka di sekolah. Di waktu itu kami banyak diberi latihan teori untuk awalnya, seperti menghafalkan dasa dharma pramuka, aturan – aturan dalam kepramukaan, baik itu dalam berpakaian, atribut hingga bertingkah laku.
Kami diharuskan datang pada hari rabu dan jumat jam 3 sore untuk mengikuti latihan – latihan pramuka di sekolah. Di waktu itu kami banyak diberi latihan teori untuk awalnya, seperti menghafalkan dasa dharma pramuka, aturan – aturan dalam kepramukaan, baik itu dalam berpakaian, atribut hingga bertingkah laku.
Minggu – minggu selanjutnya kami
diberi latihan – latihan yang bersifat praktek. Pada awalnya kami dilatih dalam
baris – berbaris, latihan upacara, dan bagaimana menjadi pemimpin dalam regu. Semakin
lama, kami pun diberi pelatihan yang lebih pramuka lagi, seperti mendirikan
tenda, tali temali, membangun bendera dari tongkat pramuka dan beberapa latihan
lainnya.
Dua bulan setelahnya, kami diberi
pengarahan untuk mengikuti PERSAMI (Perkemahan Sabtu Minggu) yang diadakan di
lingkungan sekolah. Persami ini diadakan untuk menyambut penerimaaan kami
sebagai anggota pramuka baru serta mengukuhkannya sebagai anggota resmi.
Menjelang hari H tersebut kami disibukkan dengan berbagai persiapan – persiapan yang harus kami bawa di luar keperluan pribadi. Kami yang sudah dibagi dalam beberapa regu pun saling bekerja sama untuk menyiapkan syarat – syarat tersebut. Selain itu latihan kami pun semakin intens agar acara persami nanti berjalan dengan baik.
Menjelang hari H tersebut kami disibukkan dengan berbagai persiapan – persiapan yang harus kami bawa di luar keperluan pribadi. Kami yang sudah dibagi dalam beberapa regu pun saling bekerja sama untuk menyiapkan syarat – syarat tersebut. Selain itu latihan kami pun semakin intens agar acara persami nanti berjalan dengan baik.
Tibalah hari H dimana kami akan
menjalani persami kami yang pertama. Deg – degan udah pasti, namun kami
tetapkan hati untuk melakukannya.
Setelah briefing singkat, kami pun segera disuruh untuk mendirikan tenda. Dalam
mendirikan ini pun kami diberi waktu, dan siapa kelompok yang tercepat akan
mendapat poin yang akan dikumpulkan selama persami sebagai penentu regu mana
yang lebih baik.
Dengan semangat 45 kami segera
mendirikan tenda yang telah disiapkan sebelumnya. Walau sudah berlatih
sebelumnya, tetap saja kami masih melakukan banyak kesalahan. Sehingga beberapa
kali itu tenda roboh. Lebih dari 10 menit, akhirnya tenda kami berhasil
berdiri. Regu saya menjadi regu tercepat kedua.
Malamnya kami masak makanan regu
kami masing – masing. Setelah itu, kami briefing
lagi untuk kegiatan selanjutnya.
Menjelan pukul sepuluh malam. Kami
mengadakan acara api unggun. Acara ini diisi dengan atraksi – atraksi dari regu
– regu maupun senior – senior kami. Ada yang bernyanyi, drama, dan untuk regu
kami sendiri, kami melakukan atraksi menara pramuka. Dimana kami saling bahu
membahu menyambungkan lengan dan badan kami satu sama lain agar anggota yang
lain bisa naik hingga membentuk menara. Dan yang paling atas akan meneriakkan
salam pramuka.
Menjelang tengah malam, kami
diberi istirahat sejam untuk persiapan kegiatan selanjutnya. Jam 1 kami
dibangun kan untuk melakukan jurit malam. Jurit malam ini dimana kami akan
melewati beberapa pos – pos dan di pos tersebut kami akan diberi ujian baik
teori maupun praktek yang kami pelajari sebelumnya. Kegiatan ini yang paling menegangkan,
karena jika tidak mampu akan diberi hukuman dan tidak akan bisa lanjut ke pos
selanjutnya. Sedangkan kami diberi waktu untuk segera mengumpulkan tanda tangan
dari senior di pos yang menguji kami.
Saya sendiri mengalami kendala di pos dua tentang pengujian tali temali. Saya belum hafal praktek ini. Sehingga saya dengan rela mendapatkan hukuman push up dari senior. Setelah mencoba beberapa kali akhirny saya bisa melewatinya.
Saya sendiri mengalami kendala di pos dua tentang pengujian tali temali. Saya belum hafal praktek ini. Sehingga saya dengan rela mendapatkan hukuman push up dari senior. Setelah mencoba beberapa kali akhirny saya bisa melewatinya.
Hingga jam 3 pagi, kami kembali
berkumpul. Terlihat gurat kelelahan di wajah kami masing – masih. Ada yang
bahkan penuh lumpur, pasir dan coretan ampas kopi di wajahnya. Tapi itu semua
memberi kami kepuasan tersendiri.
Hingga pagi nya, setelah
beristirahat lagi kami pun melanjutkan kegiatan – kegiatan kami. Di sore hari,
kami melakukan upacara penutupan serta peresmian kami sebagai anggota baru.
TAHUN KEDUA
Di tahun ini, saya diberi
kepercayaan sebagai koordinator bagian keuangan. Di sini saya bertugas mengatur
pemasukkan dan pengeluaran organisasi kepramukaan kami. Saya dalam hal ini
bekerja sama dengan bendahara. Saya memiliki berbagai program untuk menambah
pemasukkan, seperti pembuatan layang – layang dan dijual ke masyarakat (kebetulan
saat itu lagi musim layangan), memaksimalkan pengumpulan iuran pramuka dan
menjual cemilan ke kelas – kelas di sekolah. Banyak hal yang saya alami selama
menjabat sebagai koordinator ini. Mulai dari susahnya mengatur bawahan,
pengumpulan iuran yang selalu telat, hingga program – program kami yang belum
berjalan sebagaimana diharapkan.
Di tahun ini juga, saya diminta
teman saya dari sekolah lain untuk menjadi pelatih pramuka di SMP saya yang
dulu. Di sini saya banyak mengenal anggota pramuka tingkat smp. Saya juga
mengikuti setiap acara persami mereka dan ikut ambil bagian di dalamnya. Di saat
inilah saya sangat merasa bahagia karena bisa mengaplikasikan ilmu yang saya
dapat untuk dibagi dengan adik – adik pramuka saya terutama di SMP saya dulu. Untuk
informasi, sewaktu SMP saya tidak mengikuti pramuka karena belum ada ketertarikan,
dan belum ada pengharusan untuk itu.
Selama beberapa bulan saya silih
berganti dengan rekan saya untuk menjadi pelatih bagi mereka di GUDEP SMP
dimana saya merupakan alumninya. Semua itu saya lakukan dengan ikhlas tanpa ada
bayaran sepeser pun dari pihak sekolah. Bahkan bagi saya menjadi pelatih mereka
serta reuni dengan guru – guru smp saya sudah merupakan hadiah tersendiri bagi
saya.
Di tahun ini pula, saya dengan
teman – teman seangkatan menjalani ujian kenaikan tingkat menjadi penegak
bantara. Untuk mendapatkan tingkat ini, kami harus memenuhi beberapa syarat
serta menjalani ujian. Salah satunya harus sudah melakukan perkemahan di alam
serta memberikan kontribusi bagi masyarakat.
Perkemahan kami lakukan di sebuah
desa, dan berlangsung selama beberapa hari. Untuk kontribusi, kami melakukan
gotong royong membersihkan selokan di sebuah pasar di tengah kota. Semuanya itu
kami lakukan sungguh – sungguh.
Setelah semuanya itu, kami pun
dinyatakan berhak untuk mengikuti kenaikan tingkat. Setelah beberapa ujian –
ujian lain sebagai tambahan, kami pun mengadakan kembali persami sebagai acara
peresmian kami sebagai penegak bantara.
Di upacara penutupan terakhir,
oleh Ibu Pembina Pramuka kami diresmikan dengan pengucapan dasa dharma sambil
menggenggam bendera merah putih, kemudian penyiraman kami dengan air kembang.
Demikian sepenggal kisah pengalaman saya dalam organisasi
kepramukaan. Semoga menjadi cacatan maupun sumber pengetahuan bagi pembaca J .
0 komentar:
Posting Komentar